Fakta Mengenai Edelweis, si Bunga Abadi yang Terancam Punah
Bunga edelweis (Anaphalis javanica) adalah bunga endemik yang tumbuh di daerah pegunungan. Nama edelweiss sendiri berasal dari bahasa Jerman edel yang artinya “mulia/agung” dan weiss yang berarti “putih.” Adapun di beberapa daerah, edelweiss dikenal dengan nama bunga senduro. Umumnya, tumbuhan ini biasa ditemukan pada ketinggian 1.700-2.700 meter di atas permukaan laut dengan jenis tanah tertentu. Saat ini, bunga edelweiss dapat kita temui di beberapa gunung di Indonesia seperti gunung Gede, gunung Rinjani, dan gunung Merbabu. Ciri umum dari bunga ini adalah warna pada kelopaknya yang berwarna putih dan biasanya mekar pada bulan April sampai dengan Agustus.
Edelweis dijuluki sebagai bunga abadi karena sifatnya yang tidak mudah layu. Tak heran jika banyak pendaki memetik bunga ini untuk dijadikan buah tangan untuk tanaman hias atau kenang-kenangan. Namun, sebab itulah saat ini bunga edelweiss ditetapkan sebagai tumbuhan langka dan terancam punah.
Berikut ini fakta-fakta yang harus Anda ketahui mengenai si bunga abadi ini.
Hanya Dapat Tumbuh di Daerah Pegunungan
Bunga ini merupakan tumbuhan yang hanya dapat hidup di ketinggian 2000 mdpl keatas saja, tergantung pada suhu udara dan kelembapannya. Di Indonesia, bunga ini dapat ditemukan di gunung Gede, gunung Rinjani, dan gunung Merbabu.
Ditemukan oleh Naturalis Asal Jerman
Bunga ini ditemukan pertama kali di lereng gunung Gede Provinsi Jawa Barat pada tahun 1819 oleh seorang naturalis asal Jerman bernama George Carl Reinwardt. Hasil temuannya kemudian diteliti lebih lanjut oleh botanis dengan kebangsaan yang sama bernama Carl Heinrich Schutz.
Disebut Sebagai Bunga Abadi
Edelweis mengandung hormon etilen yang dapat mencegah bunga agar tidak mudah gugur. Bunga ini dapat tetap tumbuh hingga mencapai 10 tahun dengan disimpan pada tempat kering dan dalam suhu ruangan. Selain itu, mitos yang beredar mengenai bunga ini adalah apabila seseorang memberikan bunga ini pada kekasihnya, maka hubungannya akan ikut abadi.
Ditetapkan Sebagai Tumbuhan Langka
Faktor penyebabnya adalah sering dipetik oleh tangan-tangan jahil untuk alasan kenang-kenangan. Bahkan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, bunga edelweiss sudah dinyatakan punah. Kini sudah ada undang-undang terkait larangan memetik bunga edelweiss.
Budidaya Bunga Edelweis
Bunga ini dilaporkan telah punah di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, namun tak sedikit pendaki kerap kali membawa bunga edelweiss ini turun. Bunga itu bukan merupakan bunga yang tumbuh secara alami melainkan hasil dari pembudidayaan yang dilakukan oleh para petani. Warna yang dihasilkan pun beraneka ragam yang merupakan hasil dari proses pewarnaan buatan.
Bunga Edelweis dalam Lagu
Ada lagu yang menceritakan tentang bunga edelweiss. Lagu tersebut pernah dinyanyikan oleh Billy Porter pada film The Sound of Music tahun 1965. Judul lagunya sendiri adalah “Edelweiss.”
Edelweis ada di Luar Negeri.
Bunga edelweis yang di Indonesia berbeda dengan bunga edelweiss yang ada di luar negeri. Di luar negeri, bunga ini dikenal dengan Leontopodium alpinum, sedangkan yang di Indonesia adalah Anaphalis javanica.
Edelweis dalam Perangko
Bunga ini pernah dijadikan sebagai gambar pada perangko Pos Indonesia pada tahun 2003.
Edelweis dalam Upacara Adat
Dalam upacara adat yang dilaksanakan oleh suku Tengger, bunga ini selalu digunakan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi. Mereka menggunakannya untuk sesaji atau persembahan kepada dewa dan leluhurnya. Adapun upacara adat masyarakat suku Tengger antara lain upacara Kasada, Entas-Entas, dan Karo.
Manfaat Edelweis bagi Lingkungan
Selain memiliki keindahan dan keunikan tersendiri, ternyata edelweiss juga memiliki manfaat bagi lingkungan sekitar. Manfaat-manfaat tersebut antara lain sebagai sumber makanan dan sarang bagi burung tiung batu licik dan serangga penghisap nektar seperti lalat, tabuhan, kupu-kupu, lebah, tirip, dan lain-lain. Selain itu, tumbuhan edelweiss dapat menjaga struktur tanah di daerah pegunungan serta mencegah terjadinya longsor dan erosi.
Dampak Kepunahan Bunga Edelweis
Bukan berarti dengan punahnya bunga ini di beberapa pegunungan Indonesia punah dan dilupakan begitu saja. Akan tetapi terdapat dampak yang sangat serius yang ditimbulkan. Dengan tidak adanya tumbuhan edelweiss, maka akan mempengaruhi kondisi tanah di suatu gunung sehingga akan memicu terjadinya erosi bahkan tanah longsor. Pengaruh lain adalah bagi tumbuhan lain di sekitarnya akan ikut mati karena bunga edelweiss memiliki aroma dan nektar yang dapat mengundang serangga-serangga untuk datang. Jika serangga itu mati, maka jasadnya dapat membatu menyuburkan tanah sekitar tumbuhan. Belum lagi dampaknya bagi masa depan yang dikhawatirkan generasi penerus tidak akan bisa melihat keindahan tumbuhan ini lagi.
Demikianlah beberapa fakta mengenai bunga edelweiss yang dianggap sebagai tanaman abadi ini. Sebutan “abadi” bagi bunga ini hanyalah sebuah gambaran kalau tumbuhan ini mampu bertahan hingga puluhan tahun karena disebabkan memiliki hormon yang mampu mencegah edelweiss dari kerontokan kelopak bunga. Abadikanlah bunga ini dengan tidak merusak habitatnya agar mitos “abadi” dari bunga ini dapat dirasakan oleh anak cucu kita nanti.