Mengenal Bunga Rafflesia Arnoldii, Bunga Raksasa Asli Bengkulu
Bunga Rafflesia Arnoldii merupakan salah satu tumbuhan parasit yang hidup dengan cara menyerap saripati dari tumbuhan inang. Bunga ini ditemukan oleh seorang pemandu yang saat itu bekerja untuk dr. Joseph Arnold pada tahun 1818 yang bernama Thomas Stamford Raffles, itulah mengapa tumbuhan ini dinamakan Rafflesia Arnoldi yang tak lain adalah berdasarkan nama penemunya.
Rafflesia ini sangat unik karena bentuknya hanya berupa kuncup bunga mekar, tidak berbatang, daun, serta akar. Selain itu, Rafflesia hanya dilengkapi dengan haustorium, atau jaringan yang memiliki fungsi mirip akar yang mengisap sari makanan hasil fotosintesis dari tumbuhan inang. Tumbuhan ini termasuk dalam kelompok holoparasit, yaitu tumbuhan yang tidak melakukan proses fotosintesis sendiri, melainkan sangat bergantug pada tumbuhan inang.
Bunga ini pun telah ditetapkan sebagai bunga nasional yang tertulis dalam Keputusan Presiden No.4 Tahun 1993 yang ditanda tangani oleh Presiden RI pada saat itu, yaitu Presiden Soeharto. Status konservasinya menurut IUCN pun telah masuk dalam kategori tumbuhan yang terancam punah.
Kisah Penemuan Bunga Rafflesia Arnoldi
Awalnya, seorang dokter sekaligus penjelajah pada abad ke-19 bernama dr. Joseph Arnold melihat bunga raksasa ini pada tahun 1818 di pedalaman Manna, Provinsi Bengkulu Selatan. Saat itu, ukuran bunga yang mekar mencapai 110 cm. Untuk mencapai tempat penemuan itu, memerlukan waktu dua hari perjalanan ekspedisi untuk menyusuri sungai Manna. Sayangnya, dr. Stanford Raffles meninggal dalam ekspedisi tersebut karena terkena penyakit malaria.
Proses penamaan untuk bunga ini pun memiliki banyak kisah di dalamnya yang melibatkan intrik, ketamakan, serta politik. Sebuah buku karangan Agus Susatya yang berjudul Rafflesia Pesona Bunga Terbesar di Dunia menjelaskan bahwa sebenarnya orang pertama yang melihat bunga Rafflesia bukanlah dr. Joseph Arnold, melainkan seorang dokter dan penjelajah juga asal Perancis yang saat itu sedang berlayar ke Pulau Jawa bernama Louis Auguste Deschamp. Ia kemudian ditangkap dan diamankan oleh Belanda dan diminta untuk melakukan ekspedisi selama tiga tahun dari 1791 sampai 1794. Buku itu juga menjelaskan bahwa penemuan pertama kali oleh Deschamp ini adalah di Pulau Nusakambangan 20 tahun lebih dulu dibanding penemuan dr. Joseph Arnold di Manna.
Akan tetapi, ada semacam kompetisi antar ahli botani tentang siapakah sebenarnya yang akan mengabadikan dan menerbitkan penemuan bunga Rafflesia tersebut. Mereka akhirnya berpendapat bahwa siapapun orangnya, jenis bunga unik itu harus dideskripsikan dan dinamakan oleh orang Inggris, bukanlah Belanda maupun Perancis. Akhirnya, Gubernur Jenderal Inggris di Bengkulu Selatan memerintahkan William Jack yang merupakan dokter dan penjelajah alam untuk mendeskripsikan penemuan itu dengan nama Rafflesia arnoldii untuk menghormati Sir Stamford Raffles dan dr. Joseph Arnold.
Fakta Mengenai Bunga ini?
Tumbuhan ini pernah memecahkan rekor tumbuhan terbesar dengan diameter 106,7 cm dengan berat 11 kg, serta kelopak setebal satu inch. Saat ini, bunga Raffllesia berada pada kawasan hutan lindung Boven Lais di Kabupaten Bengkulu Utara. Berikut fakta yang harus anda ketahui tentang bunga raksasa ini.
Merupakan Tumbuhan Parasit
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tumbuhan ini tidak dapat melakukan proses fotosintesis sendiri melainkan memerlukan bantuan saripati dari tumbuhan inangnya karena tidak memiliki batang dan akar.
Berbau Busuk Seperti Bangkai
Jika kebanyakan bunga memiliki aroma yang harum, berbeda dengan bunga yang satu ini. Mereka memiliki bau yang sangat busuk seperti daging busuk. Tujuan bunga ini mengeluarkan bau busuk karena ingin mengundang berbagai macam serangga seperti lalat dan serangga lain untuk hinggap. Serangga-serangga tersebut berperan untuk proses penyerbukan pada bunga Rafflesia. Bau busuk yang dihasilkan dari bunga ini dapat tercium sampai dengan radius 30 meter pada saat awal mekar.
Tidak Tumbuh di Sembarang Tempat
Tumbuhan ini sulit untuk dikembang biakkan dan hanya dapat tumbuh pada habitat aslinya, yaitu di hutan Sumatera dan juga Jawa. Bahkan tumbuhan ini tidak akan tumbuh pada pohon selain di pohon Tetrasgitma atau tanaman sejenis pohon anggur hutan. Karena sulitnya pengembang biakkan tumbuhan ini, tak jarang Rafflesia saat ini ditetapkan sebagai salah satu tumbuhan langka di Indonesia.
Sulit untuk Berkembang Biak
Dalam masa pertumbuhannya, Rafflesia membutuhkan waktu selama 21 bulan untuk tumbuh mulai dari kuncup sampai dengan mekar sempurna. Waktu mekar bunga ini juga terbilang singkat yakni hanya lima hari saja.
Perbedaan Bunga Rafflesia dan Bunga Bangkai
Banyak yang sering salah dalam menganggap bunga Bangkai dan Rafflesia merupakan spesies yang sama karena memiliki ciri mengeluarkan bau busuk seperti bangkai. Padahal diantara keduanya sangat berbeda. Lantas, apakah perbedaannya?
Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium) Bangkai termasuk dalam spesies talas yang memiliki umbi, memiliki bentuk menyerupai terompet, pada bagian luarnya berwarna putih krem dengan kelopak yang berwarna merah keunguan. Waktu mekar bagi bunga ini adalah selama 7 hari dan menghasilkan buah serta biji. Bunga ini pun dapa ditanam di daerah lain menggunakan umbi atau biji.
Sedangkan bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldii) dikenal sebagai tumbuhan benalu yang sangat bergantung pada tumbuhan inang. Bunga ini tidak memiliki akar dan batang. Bunga ini memiliki diameter mencapai 1 meter dan berkelopak lima. Waktu mekar bagi Rafflesia adalah 5 hari.