Ketahui 2 Jenis Daun Saga, Obat Batuk Herbal Warisan Nenek Moyang.

Hallo sahabat tanam. Apa kabar? Semoga kita semua selalu dalam keadaan baik dan sehat.

Pembahasan tanaman.com kali ini adalah mengenai karakteristik dan pemanfaatan Daun Saga dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat dua jenis tanaman saga yang dapat kita temukan dengan mudah. Diantaranya yaitu saga rambat dan saga pohon. Perbedaannya terletak pada cara tumbuh tanaman yang satu merambat dan yang satu dapat tumbuh tinggi mencapai lebih dari 7 meter. Namun demikian, perbedaan kedua jenis tanaman yang sama-sama berkhasiat menyehatkan tersebut sering rancu dan dianggap sama saja. Padahal ada perbedaan signifikan dan sangat penting yang harus diketahui.

Saga Rambat

Tanaman Saga rambat memiliki nama Binomial yaitu Abrus precatorius L. Tumbuh merambat menutupi permukaan yang dilaluinya. Termasuk sebagai tanaman yang berkhasiat dapat mengatasi penyakit. Daunnya tumbuh bersusun susun ganda pada satu tangkai seperti sirip dan berwarana hijau tua. Banyak dijumpai tumbuh menjalari pinggiran sungai, danau, tepian pematang sawah dan areal perkebunan.

Tanaman saga rambat mempunyai biji berbentuk bulat kecil berwarna merah dengan mata berwarna hitam di salah satu permukaan buahnya. Ada yang harus diperhatikan dari tanaman saga rambat ini, yaitu bijinya jika tertelan dapat mengakibatkan keracunan seperti keculitan bernafas, kejang-kejang, hingga kematian. Bijinya kerap dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan karena rupanya yang cantik mengkilat.

Saga Pohon

Tanaman saga pohon memiliki nama Binomial Adenanthera pavonina L. Saga pohon berbeda dengan saga rambat, meski terkadang hal ini sering disalah artikan. Tanaman saga pohon dapat tumbuh tinggi mencapai lebih dari 7 meter, dan sering digunakan sebagai tanaman peneduh kerena sifatnya yang tumbuh rimbun.

Sama seperti saga rambat, daun saga pohon juga terlihat mirip. Yang membedakannya adalah pohon dan buahnya.

Berbeda dari saga rambat, biji saga pohon dapat dikonsumsi dan merupakan sumber protein nabati. Terdapat sedkit perbedaan pada rupa biji tanaman saga pohon, biji saga pohon tidak memiliki mata hitam seperti kerabatnya. Dan pastinya biji saga pohon aman untuk dimakan.

Nama binomialnya saga sendiri berasal dari seorang ilmuan yang menguasai letak tatanan biologi bernama Carolus Linnaeus. Dikenal dengan naman Carl von Linne, beliau merupakan ahli botani yang berasal dari Swedia. Beliau juga terkenal pada masanya sebagai “bapak taksonomi modern”.

Daun saga adalah salah satu dari sekian banyak tumbuhan tradisional yang sering kita jumpai. Apabila dilihat dari bentuknya, anda akan melihat kemiripan tanaman kerabat polong-polongan ini dengan tanaman daun kelor. Namun perlu diketahui meskipun terlihat sama, tanaman saga dan kelor tidaklah termasuk dalam keluarga yang sama.

Umumnya tanaman daun saga merupakan flora yang mudah ditemukan dan banyak ditanam di pekarangan rumah warga. Tapi dewasa kini, perkembangan tempat hunian yang minimalis semakin menekan pertumbuhan dan jumlah tanaman hijau ini. Jika kesulitan menemukan tanaman daun saga di perkotaan, kita masih dapat dengan mudah menemui tumbuhan berkhasiat tersebut.

Pemanfaatan daun saga

Digunakan sejak zaman dahulu sebagai tanaman yang berkhasiat obat, daun saga seringkali dimanfaatkan oleh nenek moyang untuk mengatasi penyakit seperti batuk, sariawan, gusi bengkak, sakit gigi, sakit demam, hingga obat sakit perut.

Daun saga untuk mengobati batuk

Caranya cukup ambil daun saga sebanyak 5 tangkai, kemudian rebus hingga mendidih. Dinginkan lalu minum secara teratur pagi dan sore hari.

Gunakan air rebusan daun saga ini untuk mengatasi batuk berdahak yang bandel.